Selasa, 17 Januari 2012

Entahlah


Jam 23:17
17 Januari 2012
  Di luar mendung, mungkin sebentar lagi hujan, tapi aku masih mendengar suara kicau burung di tengah malam yang sunyi ini, aku tak menunggu pukul 00:00 datang, hanya saja mata ini tak mau kupejamkan setelah lelah hari ini berjalan lagi-lagi sendirian, aku seperti makhluk yang tak berteman, padahal aku amat mengagunggan teman di banding hal lain kecuali Tuhan.

  Jangan pernah sekali-kali lagi ku membaca awalan cerita yang kubuat sendiri, karena hal itu membuatku bosan dengan apa yang ku tulis, semua sama saja. Aku tak ingin mengutuki diriku sendiri dimalam ini, hanya saja aku ingin sekali bicara tentang suatu hal yang amat membuatku tertekan, aku takkan menyalahkan diriku sendiri karena diri ini sudah terlalu berat merasakan amarahku untuk orang lain, buakn berarti aku kalut dalam kemarahan yang biasa diciptakan setan untuk manusia tapi aku hanya membela diriku sendiri yang sering menyalahkan diriku sendiri.

  Mungkin menangis adalah hal memalukan yang aku lakukan jika karena hal sepele, dan diatas langit masih ada langit itulah perumpamaan tepat pada topik kali ini, kenapa aku selalu merasa di kucilkan dimanapun?hal itu selalu terjadi dalam hidupku, orang selalu bilang bahwa Tuhan memiliki rencana lain untuk semua orang dan itu berbeda-beda, aku percaya itu.

  Lalu apa lagi yang ku tanyakan?sebenarnya aku pantas atau tidak berada pada sebuah lingkup organisasi?aku merasa bahwa aku hanyalah sampah yang tak berguna dan dapat dilihat banyak orang, sampah yang sengaja di buang didepan banyak orang untuk di permalukan, aku sudah banyak menerima kata motivasi dari teman dekatku, mungkin aku bisa bilang dia teman dekatku karena dulu kami selalu bersama dalam setiap event kegiatan kampus, lebih tepatnya aku hanyalah teman pelampiasan atau kacung.
  
  Menjijikkan sekali jika kukatakan sperti itu, tapi dia selalu bilang, kalau aku bisa melakukan semuanya, ya, melakukan segala yang diperintahnya, oh Tuhan jahat sekali dia, atau pikiranku yang picik tentangnya?aku tak mau mengutuki sesuatu, aku tak mau hukum kausalita datang padaku.

  Aku ini pecundang, tak becus mengurusi diri sendiri, aku tak bisa melihat duniaku sendiri, semua samar, aku tak dapat berjalan untuk menggapai yang kata orang itu adalah impian, aku merasa tersudut, mentalku dan lebih tepat dibilang egoku terbiasa menerima seperti itu di fase remajaku, si otakku hanyalah teratas itulah warisan masa kecilku yang lekat dalam pikriran.

  Aku tak bisa tertinggal, walau orang biasa bilang tentangku namun semua salah, aku telah berdusta pada semua orang dan pada diriku sendiri. kenapa aku mau menjadi kacung, budak, sampah organisasi yang sama sekali samar di benakku, aku tahu kalu kehidupan ini dilingkari dengan organisasi dan mereka semua sama, mereka semua menganggapku sampah, mereka selalu bilang, untuk apa kau disini?hanyakan ku lirik, lirikpun tak sudi aku, apa lagi menganggapmu ada didalamnya. Ya Tuhan, kelam sekali aku ini. aku harus bisa putuskan apa yang kuambil, tapi aku tak tau apa yang kelakku ambil.  


Mungkin mereka dan aku merasa masih ada langit diatas langit, itulah aku.